WELCOME

SELAMAT DATANG !di blog "anggasatriawan.blogspot.com" . Budayakan berbagi !!!! Terima kasih sudah berkunjung!

Kamis, 31 Mei 2012

Bila Kematian Mendekat

mati adalah hakekat

Tiada hal yang dapat dihindari di dunia ini selain peristiwa kematian. Kepada setiap makhluk yang bernyawa, dimanapun, kapan dan kepada siapa saja. Tiada kuasa dan upaya yang dapat dilakukan, selain menerimanya dengan kesiapan yang mantap.

Sumber : Hidayah, April 2004

Begitu banyak firman Allah menjelaskan perihal kematian. Sebab mai merupakan rangkaian proses kehidupan
“segala sesuatu pasti akan binasa kecuali Allah. Bagi-Nya segala penentuan, dan kepada-Nya kamu dikembalikan.” (Al-Qashas ayat 88).
 Kematian adalah sesuatu yang niscaya datang. Setiap manusia pasti mengalaminya. Jika setiap kita mau berpikir dan merenungkan sejenak saat-saat itu, saat berpisahnya ruh dari jasad, niscaya ia akan mempersiapkan diri sebaik mungkin, mengumpulkan bekal sebanyak-banyaknya guna menyambut kematian.  
“Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu, maka apabila telah datang waktunya mereka  tidak dapat mengulurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya” (Al-A’raf 34).

Tidak ada yang mampu membantunya selain amal saleh kita. Ironisnya, sangat sedikit diantara kita yang benar-benar menyadari dan selalu mengingat kematian tersebut. Siap ataukah tidak siap, mau ataupun tidak mau menghadapi kematian, malaikat maut pasti datang.

Seseorang yang tidak takut menghadapi kematian adalah orang yang mempersiapkan diri menghadapi maut. Sehingga, hanya amal kebaikan dan perasaan rindu berjumpa dengan Tuhan-Nya saj` yang di pupuknya. Sebaliknya, bagi orang yang takut mati, kehidupan dunia tiada lain dimaknai sebagai kehidupan abadi baginya. Atau mungkin, ia merasa tidak siap menghadapi kematian, lantaran tidak ada amal kebaikan yang mestinya menjadi teman kala maut menjemput.

Banyak orang yang lari dari kematian dan berusaha membebaskan pikirannya dari baying-bayang maut itu. Tentu hal ini adalah hal yang percuma. Karena mati adalaha ibarat air, yang semua orang mau tidak mau pasti meminumnya. Atau ibarat udara, semua orang pasti menghirupnya. Kini, ia sedang dalam perjalanan menghampiri kita, dan untuk itu dia tidak pernah memperlambat langkahnya, tidak juga mempercepatnya.

Mungkin karena peristiwa sakaratul maut yang menakutkan itu, saat-saat manusia menghadapi datangnya ajal. Saati itu manusia ditimpa rasa sakit yang amat sangat, saat-saat penuh cobaan dan godaan, yang menentukan nasib manusia di alam keabadian kelak. Meninggal dalam keadaan yang baikkah (khusnul khatimah) atau meninggal dalam keadaan yang tidak baik (su’ul khatimah).

Sejatinya, mengingat dan merenungi saat-saat itu saja, sebenernya sudah membuat hati bergetar. Tentu jika hati kita tajam, peka, dan selalu peduli. Demikian hebatnya saat sakaratul maut menghadang, sehingga Ibnu Abbas berkata
Penderitian terakhir yang dijumpai seorang mukmin adalah sakaratul maut.”

Sebuah hadits yag diriwayatkan Imam Thabrani dan Baihaki mengatakan
Cukuplah kematian itu sebagai penasehat”.  
Dengan begitu, kita tidak perlu merasa takut, kaget, gelisah maupun sejumput perasaan berdebar hinggap di hati, kala kematian kelak menghampiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mari Berbagi